“IMPIAN
AMERIKA”
Jan Koum adalah pendatang.Ia lahir dan dibesarkan di sebuah desa
kecil di luar Kiev,Ukraina.Pada usia 16 tahun Koum dan ibunya bermigrasi ke
Amerik
a,ketika kondisi politik di negaranya makin kacau.Untuk
membiayai hidup mereka dan sekolah Koum,ibunya bekerja sebagai perawat
bayi.Koum membantu memenuhi kebutuhan dengan menjadi tukang sapu di sebuah toko
kelontong.Ketika ibunya didiagnosa menderita kanker,mereka hidup dari tunjangan
sosial.
Koum belajar komputer secara otodidak dengan membeli manual book
dari toko buku bekas dan menjualnya kembali untuk mendapatkan buku lainnya.Setelah menamatkan SMA,Koum
mendaftar di San Jose University.Kemudian pada tahun 1997 ia menemukan dirinya
duduk di seberang meja Acton,karyawan
yahoo bagian periklanan.6 bulan kemudian,Koum mendapat pekerjaan tetap insinyur
infrastruktur di yahoo.Tak lama setelah itu Koum drop out dari universitas
karena ingin lebih menekuni pekerjaannya di yahoo.
Ketika ibu Koum
meninggal karena kanker pada 2000,ia menjadi sebatang kara.Pada September 2007
Koum dan Acton memutuskan meninggalkan yahoo.Setelah 1 tahun keliling Amerika
Selatan,mereka melamar facebook,namun ditolak.Koum tak begitu ambil pusing
ditolak facebook.Ia merayakan dollar terakhir dari pesangon yang diterimanya
dari yahoo dengan membeli iPhone terbaru.Saat itu,ia menyadari bahwa App store
akan menelurkan sebuah industri baru bagi bisnis aplikasi.Dia kemudian
mengunjungi rumah Alex fishman.Keduanya mengobrol selama berjam-jam tentang ide
Koum untuk sebuah aplikasi.
Koum segera memilih
nama Whatsapp.Seminggu kemudian Whatsapp Inc berdiri di California.Koum
menghabiskan waktu sepanjang hari untuk membuat dan menyempurnakan Whatsapp.Hingga
akhirnya ia betul-betul kehabisan uang dan lelah.Pada 2009 ia sedikit mendapat
kemudahan karena Apple meluncurkan Posh notification.Pada 2011 whatsapp masuk
20 besar aplikasi yang paling banyak diunduh di Appstore.Kemudian pada hari
ini,Whatsapp dibeli oleh facebook senilai19 miliar dolar AS.Itulah kisah
perjuangan Jan koum untuk mendirikan Whatsapp.Yang buat saya menarik dari kisah
ini adalah Jan Koum walaupun dulunya sangat miskin dan bahkan untuk makan saja
ia harus berdesak-desakan antri di depan kantor pelayanan sosial,ia tidak
pernah berkecil hati/merasa dia tidak bisa.Namun ia terus menerus membuat
siasat dan bekerja sangat keras hingga mencapai cita-citanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar